Sirrul Asror //“Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar”atau“rahasia dalam rahasia-rahasia yang Kebenarannya sangat diperlukan”

11.SYARAT YANG PERLU UNTUK MELAKUKAN ZIKIR.
Salah satu syarat mempersiapkan seseorang untuk berzikir ialah harus berada dalam keadaan berwudlu; basuh dan bersihkan tubuh badan dan sucikan hati. Pada peringkat permulaan, supaya zikir itu menyentuh, perlulah disebut kuat-kuat akan perkataan dan ayat yang dijadikan zikir – kalimah tauhid, sifat-sifat Allah. Bila perkataan tersebut diucapkan usahakan agar kamu berada didalam kesadaran (tidak lalai). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan diterangi oleh apa yang didzikirkan. Ia menerima tenaga dan menjadi hidup – bukan sahanja hidup didunia ini bahkan juga hidup abadi diakhirat.
“Mereka tidak akan merasa padanya kematian, hanya kematian pertama, dan Dia pelihara mereka daripada azab jahanam”. (Surah Dukhaan, ayat 56).
Nabi s.a.w menceritakan bahawa keadaan orang mukmin yang mencapai yang hak melalui dzikir, “Orang mukmin tidak mati. Mereka hanya meninggalkan hidup yang sementara ini dan pergi kepada kehidupan abadi”. Dan mereka lakukan disana apa yang mereka lakukan di dunia. Nabi s.a.w bersabda, “Nabi-nabi dan orang-orang yang menyatu dengan Allah terus beribadat didalam kubur seperti yang mereka lakukan didalam rumah mereka”. Ibadat yang dimaksudkan itu adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan sembahyang yang lima waktu sehari. Tawadlu yang didalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.
Makrifat tidak dicapai oleh manusia hanya dengan usaha tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah dinaikkan kepada makom tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahsia-rahasia Allah. Allah membawa seseorang kepada rahasia-rahasia-Nya apabila hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingatan kepada-Nya dan jika hati yang sadar itu bersedia menerima yang hak. Nabi s.a.w bersabda, “Mataku tidur tetapi hatiku jaga”.
Pentingnya memperoleh makrifat dan hakikat diterangkan oleh Nabi s.a.w, “Jika seseorang berniat mempelajari dan beramal menurut keinginannya itu tetapi mati sebelum mencapai tujuannya, Allah melantik dua orang malaikat sebagai guru yang mengajarnya ilmu dan makrifat sampai ke hari kiamat. Orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperolehi hakikat”. Dua orang malaikat disini menunjukkan roh Nabi Muhammad s.a.w dan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah. Pentingnya niat dan hajat selanjutnya diceritakan oleh Nabi s.a.w, “Ramai yang berniat belajar tetapi mati ketika masih didalam kejahilan tetapi mereka bangkit dari kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif. Ramai ahli ilmu dibangkitkan pada hari itu dalam keadaan rusak akhlak dan jahil mejadi hilang keseluruhannya”. Mereka adalah orang-orang yang bermegah dengan ilmu mereka, yang menuntut ilmu karena muslihat duniawi dan berbuat dosa. Mereka diberi peringatan:
“Dan (ingatkanlah mereka) hari yang akan dibawa orang-orang kafir keneraka (dan berkata), ‘Kami telah habiskan bagian kamu yang baik didalam kehidupan dunia. Dan kamu telah bersuka-sukaan dengannya. Maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang keji karena kamu pernah berlaku sombong didunia secara tidak benar dan karena kamu telah melewati batas”. (Surah Ahqaaf, ayat 20).
Nabi s.a.w bersabda, “Setiap amal bergantung pada niat. Niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah daripada amalannya. Niat orang yang tidak beriman lebih buruk dari apa yang nyata dengan amalannya”. Niat adalah asas amalan. Nabi s.a.w, “Adalah baik melakukan amalan kebajikan diatas tapak yang baik, dan dosa adalah amalan yang dilakukan diatas tapak yang jahat”.
“Barangsiapa hendak ketaman akhirat Kami tambah untuknya kedalam tamannya, dan barangsiapa mau ke taman dunia Kami akan beri kepadanya sebahagian darinya, tetapi tidak ada baginya bagian akhirat”. (Surah Syura, ayat 20).
Cara terbaik ialah mencari guru kerohanian yang akan membawa hati kamu hidup. Ini akan menyelamatkan kamu diakhirat. Ini adalah penting; ini haruslah dilakukan segera ketika masih hidup. Dunia ini kebun akhirat. Orang yang tidak menanam disini tidak akan dapat menuai disana. Jadi, bercocok tanamlah didunia ini dengan benih yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup didunia dan juga diakhirat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Athoillah)