SEBELUM DIMILIKI SEGALANYA TAMPAK INDAH

Mana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini? Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit. Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi! 

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana. Bumi inipun akan tampak buruk. Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil. Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran buruk! Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua. 

Yang tinggal di gunung merindukan pantai. Yang tinggal di pantai merindukan gunung. 

 Saat di musim kemarau merindukan musim hujan. Saat di musim hujan merindukan musim kemarau. 

Saat diam di rumah merindukan bepergian, namun setelah bepergian merindukan rumah. 

Saat kita tenang rindu mencari keramaian. Namun setelah ada di keramaian rindu akan ketenangan. 

Yang belum menikah merindukan untuk berkeluarga. Setelah berkeluarga merindukan memiliki anak. Ketika masih saja belum dikaruniai anak, kita mengeluh. Setelah dikaruniai anak, kita pun tetap mengeluh akan biaya hidup dan pendidikan. 

Setelah memiliki anak perempuan, rindu akan anak laki-laki. Begitupun sebaliknya. 

Bila kita seperti itu, berarti kita tidak pernah bahagia; sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki, tak lagi menarik. 

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yg sudah dimiliki. 

Jadilah insan yang SELALU BERSYUKUR... bersyukurlah senantiasa dengan karunia Allah yang sudah kita miliki. 

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkan TUHAN. Karena hidup adalah "waktu yang dipinjamkan" dan Harta adalah "ANUGERAH yang dipercayakan" 

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki. Bersyukurlah atas keluarga dan rumah tangga yang kita miliki. Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki. Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Athoillah)