Sirrul Asror //“Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar”atau“rahasia dalam rahasia-rahasia yang Kebenarannya sangat diperlukan”


27.PENUTUP.
Pengembara diatas jalan kepada kebenaran mestilah mempunyai kebijaksanaan, kefahaman dan pengertian yang mendalam akan adanya fitnah dalam suatu perkara. Ini semua merupakan kelayakan awal yang perlu dimilikinya.
“Allah ciptakan hamba bijaksana dengan kemampunnya 
yang meninggalkan dunia tempat segala perkara
ombak dilaut yang hanya sebuah ujian bagi mereka
perbuatan baik bagai kapal yang mengarungi gelombang”.
Orang memasuki jalan ini karena ada maksud yang dia tuju. Perhatiannya tetap teguh kepada cita citanya, namun dia tidak akan mengabaikan betapa pentingnya persiapan untuk pengembaraan ini. Bila dia mempersiapkan diri dia mesti berjaga-jaga jangan sampai tertipu oleh rupa yang menawan dan dia tidak akan membebani dirinya dengan muatan serta menjadikan perhentian atau setasiun kerohanian sebagai tujuan terakhir.
Orang yang berada pada jalan kerohanian mengatakan segala perbuatan adalah kepunyaan Yang Menciptakannya, manusia tidak sepenuhnya bertanggungjawab; didalam tangannya perbuatan akan kelihatan lain dari apa yang sebenarnya. Allah berfirman:
“Apakah mereka (berasa) aman (daripada) percobaan Allah? Karena tidaklah ada yang berasa aman daripada percobaan Allah melainkan kaum yang muflis”. (Surah al-A’raaf, ayat 99).
Inilah dasar bagi jalan ini; meninggalkan semua muatan dibelakang dan bergantung kepada Allah semata-mata, tidak dibingungkan oleh rangsangan pada pemberhentian-pemberhentian di sepanjang perjalanan. Dalam hadis Qudsi Allah berfirman:
“Wahai Muhammad! Sampaikan kabar gembira kepada pendosa-pendosa yang Aku Maha Pengampun. Tetapi sampaikan kepada mereka yang benar-benar kepunyaan-Ku dan ikhlas pada niatnya untuk-Ku bahwa Aku sangat cemburu (terhadap apa yang mereka inginkan selain Aku)”.
Kekeramatan yang zahir pada mereka yang dekat dengan Allah dan stasiun kerohanian yang mereka nyatakan adalah benar. Tetapi orang-orang yang seperti ini masih tidak terlepas dari cobaan Allah dan ujian-Nya menjurus kepada perbuatan dosa – kadang-kadang mereka diberi kejayaan ketika mereka mula berbuat dosa, jadi mereka fikir suasana atau keadaan mereka adalah milik mereka dan kekeramatan itu juga milik mereka. Hanya nabi-nabi dan mukjizat mereka yang bebas daripada ujian demikian. Ketakutan kehilangan iman ketika dicabut nyawa dari badan adalah satu-satunya penjagaan yang akan menjamin iman pada saat akhir.
Hassan al-Basri pernah berkata bahwa orang yang dekat dengan Allah berjaya melalui ketakutan mereka terhadap Allah. Di dalam diri mereka rasa takut jauh lebih kuat daripada keinginan karena mereka tahu bahayanya diperbudak oleh sifat dasar sebagai manusia. Tipu daya ini menarik manusia keluar dari jalanNya tanpa mereka sadari. Dia juga berkata orang yang sehat takut akan penyakit dan keinginan untuk tidak sakit adalah sedikit, sementara orang yang berpenyakit tidak lagi takut ditimpa penyakit dan harapannya untuk sehat sangatlah besar.
Nabi s.a.w bersabda, “Jika ditimbang takut dan harap pada orang beriman kedua-duanya adalah sama”. Dengan rahmat Allah, ketika saat akhir kita, Allah lebihkan harapan kita daripada ketakutan. Nabi s.a.w bersabda, “Semua umatku akan menghembuskan nafas terakhirnya dengan kepercayaan dan harapan kepada rahmat Allah”, kerana Allah menjanjikan, “Keampunan-Ku meliputi segala-galanya”, dan, “Rahmat-Ku mendahului murka-Ku”.
Allah Maha Pemurah, Penyayang dan Pengampun, tentu saja para hamba dapat bergantung kepada-Nya. Namun pengembara pada jalan kerohanian mesti takut dan menyelamatkan dirinya daripada kemurkaan Allah. Untuk itu perlu dia serahkan semua yang dimilikinya – dirinya sendiri, kewujudannya – letakkan segala-galanya dikaki-Nya dan berlindung dengan-Nya di dalam-Nya.
Wahai pencari. Duduklah diatas lutut kamu dihadapan Tuhan kamu! Akui dan bertaubatlah terhadap kesalahan-kesalahan kamu!!! Tanggalkan diri kamu dari segala wujud kebendaan!!! Akui dan bertaubat daripada dosa-dosa kamu yang lalu dan nantikan dipintu ampunan-Nya tanpa membawa apa-apa, dalam keadaan berhajat penuh kepada-Nya! Jika kamu lakukan ini tentunya kamu akan menerima rahmat-Nya, berkat-Nya, makrifat-Nya, kasih serta belas kasihNya; semua dosa-dosa kamu dan kekotoran kamu akan hancur dan terlepas daripada kamu. Karena Dia jualah yang Maha Besar, Pemurah, Penyayang, Tuhan yang kekal abadi, Maha Berkuasa!!!
Kami memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk penghulu kami Nabi Muhamamd s.a.w, keturunan baginda, sahabat-sahabat baginda dan sekalian pengikut baginda. Segala puji dan syukur kepunyaan Allah; kami serahkan segala-galanya kedalam tangan-Nya.
AMIN!
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Athoillah)