Sirrul Asror //“Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar”atau“rahasia dalam rahasia-rahasia yang Kebenarannya sangat diperlukan”

10.DZIKIR.
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingati-Nya:“Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah Baqaraah, ayat 198).
Ini bermakna Penciptamu telah membawa kamu keperingkat kesadaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya dapat mengingati-Nya menurut kadar kemampuan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “La ilaha illallah”. 
Terdapat berbagai peringkat zikir dan masing-masing mempunyai cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara batin,dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikir dengan lidahnya secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh yaitu kepada bagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh yaitu bagian yang tersembunyi sehingga sampailah kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk kedalam peringkat yang dicapainya, tergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan bahawa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap didalam hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan didalam hati tentang kenyataan keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir pada tahap rahasia ialah melalui keghairahan (zauk) yang didapat dari perenungan rahasia suci itu. Zikir pada bagian tersembunyi membawa seseorang kepada:
“Di tempat duduk yang hak, disisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qomar, ayat 55).
Zikir peringkat terakhir yang dipanggil khafi al-khafi – yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan menyatu dengan yang hak. Dalam kenyataannya tiada ada siapapun kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk kedalam alam yang mengandung segala pengetahuan, akhir dari segala perkara.
“Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”. (Surah Ta Ha, ayat 7).
Bila seseorang telah melewati tahap zikir-zikir tersebut suasana jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih murni dan halus dari roh-roh yang lain. Ia adalah bayi dari hati, bayi dari hakikat. Ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah ia lahir bayi ini mengajakpaksa orang lain supaya mendapatkan Zat Allah Yang Maha Tinggi. Roh baru ini yang dinamakan bayi dari hati dan juga benih serta keberadaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang mukmin sejati.
“Dia jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari perintah-Nya kepada siapa siapa yang Dia kehendaki:. (Surah Mukmin, ayat 15).
Roh khusus ini dihantar dari makom Yang Maha Perkasa dan diletakkan didalam alam maya yang nyata dimana sifat-sifat Pencipta menyatu pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa saja melainkan Zat Allah. Nabi s.a.w bersabda,
“Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat.Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan dunia,dan ia tidak akan diberikan kepada mereka.Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya”.
Roh untuk yang hak. Orang yang memilikinya akan mencari,menemui dan bersama Tuhannya.
Apapun yang kamu kerjakan disini zahir kamu mestilah berada dijalan yang lurus. Ia hanya akan dapat mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyadari, mengingat Allah malam ataupun siang, zahir dan batin, berkesinambungan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingat Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu”. (Surah Nisaa’, ayat 103).
“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit dan bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau’”. (Surah Imraan, ayat 191).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Athoillah)