AYAT AYAT ALLAH PADA DIRI MANUSIA

Banyak ayat Alquran yang mengajak kita untuk refleksi, pertimbangan, pelajaran, mengajak untuk berpikir, menegur pikiran yang tidak aktif dan hati yang mati. Seperti firman Allah:
أفلا تفكرون ، أفلا تذكرون ، أفلا تعقلون ، أفلا تؤمنون
Apakah menurut Anda, apakah anda tidak ingat, apakah anda tidak mengerti, apakah Anda tidak percaya.

Ayat-ayat itumenganjurkan kita untuk menggunakan akal, pikir, hati, dan indera untuk mengagungkan Allah dengan cara memikirkan ciptaan Allah dan membaca dan mentadaburi ayat-ayat-Nya,
Ayat-ayat Allah pada diri manusia sebagaimana firmannya:
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS.Adz-Dzariyaat:21)

Kalau kita memperhatikan struktur tubuh kita akan kita dapati struktur yang sangat menakjubkan, karena kesempurnaan dan keakuratannya.
Susunan otot dan tulang, sistem pencernaan makanan, peredaran darah, pernafasan, susunan alat-alat seksual, susunan urat saraf, alat perasa, pelihat, pendengar, pencium, pengecap dan peraba. Semua itu merupakan tanda-tanda kesempurnaan ciptaan Allah, yang dengan akal budi kita bersujud dan hati tunduk dengan khusyuknya.
Allah swt.berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . (QS.Ath-Thiin:4)

Bila alat dan sistem peralatan buatan manusia kita bandingkan dengan anggota tubuh dan sistem keorganan yang dirancang dan diciptakan oleh Allah, maka perbadingan itu tidak sejajar, sebab ciptaan Allah tidak dapat diungguli oleh ciptaan siapapun, betapapun canggihnya buatan manusia itu.

Lihat detak jantung kita setelah bangun tidur. Orang yang paling dekat dengan kita tidak memiliki perintah itu, Ia juga tidak memiliki hak yang sama untuk bertindak dalam gerakan nafas. Allah-lah yang perintah dalam kapasitas seperti ini. Anggota dan sel tubuh kita tidak memiliki apapun untuk bertindak. Dari perkara ini Allah mengingatkan kita untuk memperhatikan diri kita guna mengagungkan-Nya.

Ya Ibadallah!
Allah mengilhamkan manusia dengan dua jalan yaitu jalan fujur (rusak, sesat dan durhaka) dan jalan taqwa. Kita harus mengambil jalan taqwa, dan meninggalkan jalan fujur.
Allah swt. berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS.Asy-Syams: 7-8)

Pengilhaman ketakwaan pada ayat tersebut mempunyai makna memberi kemampuan pada jiwa dalam menggunakan akhlak dan moral sebagai penangkal terhadap hawa nafsu dan kefasikan.
Banyak manusia mengambil jalan fujur, diantarana Firaun dan Qarun.
Qur’an dan sunah rasul menuntun kita untuk menjadi orang yang beriman dan beramal saleh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Athoillah)